a.)
Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih,
afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak mata kurang
(menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang,
posisi menekur.
b.)
Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang
hanya dijawab dengan singkat, ya atau tidak.
Tujuan khusus :
1. Klien mampu mengungkapkan hal – hal yang
melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
2. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
3. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika
tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang
Tindakan keperawatan.
1. Mendiskusikan faktor – faktor yang
melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu
orang secara bertahap
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan
ORIENTASI
(PERKENALAN):
“Selamat pagi ”
“Saya nurhakim yudhi wibowo, Saya senang dipanggil
yudi, Saya mahasiswa UNDIP yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu ? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana
kalau 15 menit”
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang
paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang
membuat ibu jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini?
O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja yang ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja
kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang
menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
”Menurut
ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa
lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga
ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya ibu ? belajar
bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho
ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang
dipanggil T. Asal saya dari Flores, hobi memancing”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu.
Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu
bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan.
Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan
sebagainya.”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
” ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan
dengan baik sekali”
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang
kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga ibu lebih siap untuk
berkenalan dengan orang lain. S mau
praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada
jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”
SP 2 Pasien : Mengajarkan
pasien berinteraksi secara bertahap
(berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-)
ORIENTASI :
“Selamat pagi bu! ”
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita
tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan perawat ! »
« Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah
seperti janji saya, saya akan mengajak ibu mencoba berkenalan dengan teman saya perawat T. Tidak lama kok,
sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat T disana »
KERJA :
(
Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)
« Selamat
pagi perawat N, ini ingin berkenalan
dengan N »
« Baiklah
bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat T seperti yang kita
praktekkan kemarin «
(pasien
mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat T : memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
« Ada
lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat T . coba
tanyakan tentang keluarga perawat T »
« Kalau
tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat T,
misalnya jam 1 siang nanti »
« Baiklah perawat T, karena ibu
sudah selesai berkenalan, saya dan ibu
akan kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi »
(Bersama-sama
pasien saudara meninggalkan perawat T untuk melakukan terminasi dengan klien di
tempat lain)
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah
berkenalan dengan perawat T”
” ibu
tampak bagus sekali saat berkenalan
tadi”
”Pertahankan
terus apa yang sudah ibu
lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan
berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana,
mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau
2 kali. Baik nanti ibu coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam
berapa? Jam 10? Sampai besok.”
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
ORIENTASI:
“Selamat pagi bu! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah ibu bercakap-cakap
dengan perawat Tkemarin siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan
komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana
perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat T
kemarin siang”
”Bagus sekali ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi
dengan orang lain, yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”
KERJA:
( Bersama-sama S saudara
mendekati pasien )
« Selamat
pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »
« Baiklah
bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang
telah ibu lakukan sebelumnya. »
(pasien
mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »
« Ada
lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O»
« Kalau
tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi
jam 4 sore nanti »
(ibu membuat janji
untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah
O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke ruangan ibu.
Selamat pagi »
(Bersama-sama
pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di
tempat lain)
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, T tampak lebih baik
saat berkenalan dengan O” ”pertahankan
apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi,
jam 1 siang dan jam 8 malam, ibu bisa bertemu dengan T, dan tambah dengan
pasien yang baru dikenal. Selanjutnya ibu bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana ibu, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk
membicarakan pengalaman ibu. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
1.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan:
setelah tindakan keperawatan keluarga mampu
merawat pasien isolasi sosial
Tindakan:
Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem
pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah
isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien
sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar
mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:
1.) Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien.
2.) Menjelaskan tentang:
·
Masalah
isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
·
Penyebab isolasi sosial.
·
Cara-cara
merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
-
Membina
hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak
ingkar janji.
-
Memberikan
semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan
pujian yang wajar.
-
Tidak
membiarkan pasien sendiri di rumah.
-
Membuat
rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3.) Memperagakan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
4.) Membantu keluarga mempraktekkan
cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
5.) Menjelaskan perawatan lanjutan
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
masalah isolasi sosial, penyebab
isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini
ORIENTASI:
“Selamat pagi
Pak”
”Perkenalkan saya perawat Y....., saya yang
merawat, anak bapak”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana
keadaan anak sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya”
”Kita
diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau
setengah jam?”
KERJA:
”kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak
bapak? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi
sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh
pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul
dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan
wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki
pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau
berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi
maka seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan
anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak
bapak, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina
hubungan saling percaya dengan anak bapak
yang caranya adalah bersikap peduli dengan anak bapak dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga
perlu memberikan semangat dan dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela
kondisi pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat
rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan anak bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi
bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: anak bapak, bapak
lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama.
Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah,
kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana anak bapak, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi
seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik
sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”
TERMINASI:
“Baiklah waktunya
sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak
ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali
cara-cara merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan
kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan
tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang
sama. »
« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari
lagi untuk latihan langsung kepada S ? »
« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam
yang sama »
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak
seperti yang kita pelajari berberapa
hari yang lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke klien! Berapa
lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui anak bapak”
Kerja:
”Selamat pagi mba. Bagaimana perasaan mba hari
ini?”
”Bpk/Ibu mba datang besuk.
Beri salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal kegiatannya!”
(kemudian
saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa
yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana
perasaan mba setelah berbincang-bincang dengan Orang
tua mba?”
”Baiklah,
sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara
dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah
bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan
cara merawat tadi kepada anak bapak »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk
mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak »
« Sampai jumpa »
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena rencana anak bapak mau pulang, maka
perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan
lanjutan tersebut disini saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau
30 menit?”
KERJA:
”Bpk/Ibu, ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat,
mungkinkah dilanjutkan? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan
jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan
maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus
menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor
ke rumah sakit atau bawa anak bapak ke rumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak
bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala
yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar