Jumat, 22 Februari 2013

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO BUNUH DIRI


Proses Keperawatan
1.     Kondisi Klien
Dea berusia 17 tahun. Tinggal daerah perbukitan. Ia selalu tampak murung dan sedih. Setiap orang yang ingin mendekatinya akan selalu dijauhi. Dea sering sekali mengatakan  “segala sesuatu akan lebih baik jika tanpa saya. Saya adalah orang yang selalu membawa musibah sudah sepantasnya saya pergi jauh dari sini”. Kondisi ini mulai terjadi sejak tujuh hari yang lalu. Sahabatnya Nina jatuh dari tebing yang curam ketika sedang bermain berdua sehingga sahabatnya Nina meninggal dunia 7 hari yang lalu. Ibu dan ayahnya sangat cemas melihat kondisi Dea sekarang.
2.     Tujuan Khusus
a.       Klien dapat meningkatkan harga dirinya
b.      Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c.       Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
3.     Tindakan keperawatan: Melindungi pasien
      Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko bunuh diri ialah
a.       Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.      Perkenalkan diri dengan sopan
c.       Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d.      Jelaskan tujuan pertemuan
e.       Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f.       Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
g.      Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting, garpu, pisau, silet, tali pinggang, dan gelas)
h.      Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
i.        Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.

SP 1 Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
ORIENTASI
Salam terapeutik              : Selamat pagi mbak, Apakah benar ini Dea Anggraini. Ohh, senang dipanggil apa ? Ohh Dea. Baiklah Dea, perkenalkan nama saya adalah Indrayani, saya biasa dipanggil Suster Iin, saya bertugas pada shift pagi mulai pukul 08.00-14.00.
Evaluasi dan validasi       : Bagaimana perasaan Dea hari ini? Saya akan selalu menemani Dea disini mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk menemani Dea selama dirawat di rumah sakit ini.
Kontrak                           : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang mbak?
KERJA
Bagaimana perasaan Dea setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut Dea merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Dea kehilangan kepercayaan diri? Apakah Dea merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah  Dea sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Dea berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Dea mati? Apakah Dea mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya?
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk melindungi klien.
Baiklah tampaknya Dea memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Yuki untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Dea.
Nah, karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup Dea, maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri.
Apakah yang akan Dea lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Dea harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu Dea. Saya percaya Dea dapat melakukannya.
TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Coba ibu sebutkan cara tersebut ?
Dea, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Dea bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa lama?
Dea, mau dimana tempatnya?

SP 2 Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI
Selamat pagi Dea, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana perasaan Dea saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih Dea miliki. Mau berapa lama? Dimana?
KERJA
Apa saja dalam hidup Dea yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau Dea meninggal. Coba Dea ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea. Keadaan yang bagaimana yang membuat Dea merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan Dea masih ada yang baik yang patut Dea syukuri. Coba Dea sebutkan kegiatan apa yang masih dapat Dea lakukan selama ini. Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.
TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Dea. Coba Dea ingat lagi hal-hal lain yang masih Dea miliki dan perlu di syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!

SP 3 Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI
Selamat pagi Yuki.
Bagaimana perasaan Yuki hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah Yuki selama ini. Mau berapa lama Yuki? Mau disini saja?
KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat Yuki ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Yuki. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Yuki cara yang mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Yuki. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan Yuki ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.
TERMINASI
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Yuki, setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Yuki gunakan. Coba Yuki melatih  cara yang Yuki pilih tadi.
Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Yuki menggunakan cara yang Yuki pilih.

SP I Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh Diri
ORIENTASI
Assalamu’alaikum. Selamat pagi Bapak/Ibu. Benar kalian adalah orang tua dari Yuki? Kenalkan saya perawat Sopi yang merawat putri Anda selama disini.”
Sekarang kita  akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi dari bunuh diri.
Dimana kita akan mendiskusikannya? Berapa lama bapak dan ibu ingin mendiskusikannya?
KERJA
Apa yang bapak/ibu lihat dari perilaku Yuki selama ini?
Bapak/Ibu sebaiknya lebih sering memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapannya seperti “ saya tidak ingin hidup lagi”. Apakah Yuki sering mengatakannya pak?
Kalau bapak/ibu mendengarkan Yuki berbicara seperti itu, maka sebaiknya bapak mendengarkan secara serius. Pengawasan terhadap kondisi Yuki perlu ditingkatkan, jangan biarkan Yuki mengunci diri di kamar. Bapak perlu menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain. Hal ini sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi Yuki dari bahaya dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
Usahakan 5 hari sekali bapak dan ibu memuji dengan tulus.
Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak dan ibu mencari bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, bapak/ ibu perlu membantu Yuki terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri
TERMINASI
Evaluasi Subjektif: Bagaimana bapak/ibu ada yang mau ditanyakan?
Evaluasi objektif: Bapak/ibu dapat mengulangi lagi cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri? Ya, Bagus. Jangan lupa untuk selalu mengawasi Yuki ya pak jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera menghubungi kami. Terima kasih Bapak/Ibu. Selamat Siang.

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI/SUICIDE

I.                   MASALAH UTAMA
Perilaku bunuh diri

II.                II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup.Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.
III.             A. POHON MASALAH
Core problem

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri
b. Perilaku bunuh diri
c. Koping maladaptif

2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subjektif :
Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
b. Data objektif:
Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls, ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

IV.              DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan perilaku bunuh diri (suicide).
2. Perilaku bunuh diri (suicide) berhubungan dengan koping maladaptif.

V.                 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1.1. Perkenalkan diri dengan klien
1.2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
1.3. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
1.4. Bersifat hangat dan bersahabat.
1.5. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.


2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

2.1. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).
2.2. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
2.3. Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
 
Tindakan:

3.1. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
3.2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
3.3 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
3.4. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain lain.
3.5. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:
5.1. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari             (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.).
5.2. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
5.3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan social
Tindakan:
6.1. Kaji dan manfaatkan sumber sumber ekstemal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
6.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
6.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
7.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
7.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
7.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
7.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
  1. Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
  2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
  3. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
  4. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
  5. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

Kamis, 21 Februari 2013

INTI STRATEGI PELAKSANAAN GANGGUAN JIWA


 
Risiko Perilaku Kekerasan
 
Pasien
 
SP Ip
1.        Mengidentifikasi penyebab PK
2.        Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3.        Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4.        Mengidentifikasi akibat PK
5.        Mengajarkan cara mengontrol PK
6.        Melatih pasien cara kontrol PK fisik I (nafas dalam).
7.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
 
SP IIp
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien  cara kontrol PK fisik II (memukul bantal / kasur / konversi energi).
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
 
SP IIIp
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien cara kontrol PK secara  verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan marah secara baik).
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IVp
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual (berdoa, berwudhu, sholat).
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP Vp
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan  cara kontrol PK dengan minum obat (prinsip 5 benar minum obat).
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
 
Keluarga
SP I k
1.    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2.    Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK.
3.    Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK.
SP II k
1.    Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK.
2.    Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK.
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning).
2.        Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang.
Isolasi Sosial
Pasien
SP I p
1.        Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial  pasien
2.        Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain. 
3.        Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
4.        Melatih pasien berkenalan dengan satu orang.
5.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih.   
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok.   
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
 
Keluarga
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
SP III
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning)
2.        Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang
Harga Diri Rendah
Pasien
SP I p
1.        Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2.        Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan  
3.        Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
4.        Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Keluarga
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning)
2.        Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang
Halusinasi
Pasien
SP I p
1.        Mengidentifikasi  jenis halusinasi pasien
2.        Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3.        Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4.        Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5.        Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6.        Mengidentifikasi  respons pasien terhadap halusinasi
7.        Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
8.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
                                       
SP II p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan  berbincang dengan orang lain
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan  kegiatan (yang biasa dilakukan pasien).
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
 
SP IV p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (prinsip 5 benar minum obat).
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Keluarga
SP I k
1.    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.    Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.    Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi 
SP II k
1.    Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
2.    Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
SP III k
1.    Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning)
2.    Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang
Defisit Perawatan Diri
Pasien
SP I p
1.        Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2.        Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3.        Melatih pasien cara menjaga kebersihan diri
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IIp
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan cara makan yang baik
3.        Melatih pasien cara makan yang baik 
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3.        Melatih cara eliminasi yang baik.
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan cara berdandan
3.        Melatih pasien cara berdandan
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Keluarga
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri 
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning)
2.        Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang
Waham
SP I p
1.        Membantu orientasi realita.
2.        Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3.        Melatih pasien memenuhi kebutuhannya
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3.        Melatih kemampuan yang dimiliki
4.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Menjelaskan penggunaan obat secara benar.
3.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
2.        Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga
Resiko Bunuh Diri
SP I p
1.        Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2.        Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3.        Melakukan kontrak treatment
4.        Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5.        Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1.        Mengidentifikasi aspek positif pasien
2.        Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3.        Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
SP III p
1.        Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2.        Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3.        Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4.        Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
5.        Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV p
1.        Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2.        Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3.        Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis
 
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri 
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan risiko bunuh diri
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risko bunuh diri
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
2.        Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga
Perilaku Kekerasan pada Anak
Risiko Perilaku Kekerasan
SP 1 p
1.        Mendiskusikan penyebab PK anak
2.        Mendiskusikan tanda dan gejala PK anak
3.        Mendiskusikan PK yang biasanya dilakukan oleh anak
4.        Mendiskusikan akibat PK
5.        Melatih anak mencegah PK dengan cara fisik:  nafas dalam
6.        Membimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian
SP 2 p 
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih cara sosial untuk mengekspresikan marah
3.        Memimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian
SP 3 p
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.        Melatih cara spiritual untuk mencegah PK
3.        Membimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian
SP 4 p*
1.        Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2.        Mendiskusikan manfaat obat  
3.        Menjelaskan kerugian jika tidak patuh obat
4.        Menjelaskan 5 benar dalam pemberian obat
5.        Membimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian
SP 1 k
1.        Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan  peran serta keluarga dalam merawat pasien
3.        Menjelaskan cara merawat anak PK
SP 2 k
1.        Melatih keluarga merawat anak PK
2.        Menjelaskan tentang obat untuk mengatasi PK*
SP 3 k
1.        Menjelaskan sumber rujukan yang tersedia untuk mengatasi anak PK
2.        Mendorong untuk memanfaatkan sumber rujukan yang tersedia
*  Jika pasien mendapatkan obat untuk mengatasi agitasi

 


Depresi pada Anak

Risiko bunuh diri
SP 1
1.        Mengidentifikasi pola pikir negatif
2.        Membantu memodifikasi pikiran negatif
3.        Mencegah perilaku merusak diri
SP 2
1.          Meningkatkan harga diri anak:
a.        Membantu anak mengidentifikasi aspek positif diri
b.        Membantu anak mengembangkan cita-cita dan masa depannya
c.        Membantu anak merencanakan masa depannya
d.        Memberikan reinforcement kemampuan anak
SP 3
1.        Mendiskusikan pentingnya perawatan diri
2.        Mediskusikan cara-cara perawatan diri
3.        Mendiskusikan dan mendorong pelaksanaan perawatan diri
SP 1
1.        Menjelaskan masalah risiko bunuh diri pada anak
2.        Menjelaskan cara mencegah bunuh diri anak
3.        Mendorong keluarga untuk mengawasi anak secara ketat
SP 2
1.        Menjelaskan cara mendukung anak mengubah pola pikir negatif
2.        Menjelaskan cara mencegah bunuh diri anak
3.        Menganjurkan memberikan dukungan pada anak
SP 3
1.        Menjelaskan tahap perkembangan anak
2.        Menjelaskan fasilitasi perkembangan yang bisa dilakukan keluarga
3.        Menjelaskan dan mendorong keluarga mencegah bunuh diri pada anak
4.        Menjelaskan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga

 

Demensia Pada Lansia

Gangguan proses pikir: pikun
SP 1 p
1.        Mengorientasikan waktu, tempat, dan orang di sekitar pasien
2.        Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2
1.        Melatih pasien dalam perawatan diri
2.        Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 1 k
1.        Menjelaskan masalah demensia pada lansia
2.        Menjelaskan cara perawatan lansia demensia
3.        Melatih keluarga merawat lansia dengan demensia
SP 2 k
1.        Mengevaluasi perawatan yang dilakukan oleh keluarga terhadap lansia
2.        Mengidentifikasi kendala yang dihadapi
3.        Mencari solusi cara perawatan yang lebih efektif
4.        Mendorong keluarga menerapkan solusi yang telah ditetapkan
5.        Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga

Depresi pada Lansia

Resiko Bunuh diri
SP I p
1.        Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2.        Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3.        Melakukan kontrak treatment
4.        Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5.        Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1.        Mengidentifikasi aspek positif pasien
2.        Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3.        Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
SP III p
1.        Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2.        Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3.        Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4.        Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
5.        Membimbing memasukkan dalam kegiatan harian
SP IV p
1.        Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2.        Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3.        Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis
SP I k
1.        Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.        Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.        Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri 
SP II k
1.        Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan risiko bunuh diri
2.        Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risko bunuh diri
SP III k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
2.        Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga