Jumat, 22 Februari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI/SUICIDE

I.                   MASALAH UTAMA
Perilaku bunuh diri

II.                II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup.Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.
III.             A. POHON MASALAH
Core problem

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri
b. Perilaku bunuh diri
c. Koping maladaptif

2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subjektif :
Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
b. Data objektif:
Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls, ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

IV.              DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan perilaku bunuh diri (suicide).
2. Perilaku bunuh diri (suicide) berhubungan dengan koping maladaptif.

V.                 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1.1. Perkenalkan diri dengan klien
1.2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
1.3. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
1.4. Bersifat hangat dan bersahabat.
1.5. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.


2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

2.1. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).
2.2. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
2.3. Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
 
Tindakan:

3.1. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
3.2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
3.3 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
3.4. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain lain.
3.5. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:
5.1. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari             (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.).
5.2. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
5.3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan social
Tindakan:
6.1. Kaji dan manfaatkan sumber sumber ekstemal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
6.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
6.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
7.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
7.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
7.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
7.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
  1. Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
  2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
  3. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
  4. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
  5. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

1 komentar:

  1. As reported by Stanford Medical, It is in fact the one and ONLY reason this country's women get to live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than we do.

    (By the way, it is not about genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING to "how" they eat.)

    P.S, What I said is "HOW", and not "WHAT"...

    CLICK on this link to determine if this brief test can help you release your real weight loss potential

    BalasHapus