Kamis, 21 Februari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI

A.    Masalah Utama : 
Isolasi sosial : menarik diri.
B.     Proses Terjadinya Masalah
1.      Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dari orang lain (Rawlins, 1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya  perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan  individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
Tanda dan Gejala:
§  Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
§  Menghindar dari orang lain (menyendiri).
§  Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
§  Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
§  Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
§  Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
§  Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
§  Posisi janin saat tidur.                                                
   (Budi Anna Keliat, 1998)
2.      Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala Klinis :
§  Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).
§  Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
§  Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
§  Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
§  Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
3.      Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.
Gejala Klinis :
§  Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
§  Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
§  Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
§  Tidak dapat memusatkan perhatian.
§  Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
§  Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.              
(Budi Anna Keliat, 1999)
C.    Pohon Masalah
                                          Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi








Text Box: Isolasi sosial: menarik diri
 

                                                                                                            Core problem


 

                                           Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 ( Budi Anna Keliat, 1999)
D.    Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
1.       Masalah keperawatan:
a.       Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…
b.      Isolasi sosial: menarik diri
c.       Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2.       Data yang perlu dikaji
a.       Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif:
         Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
         Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
         Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
         Klien merasa makan sesuatu
         Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
         Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
         Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif:
         Klien berbicara dan tertawa sendiri
         Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
         Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
         Disorientasi
b.      Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
c.       Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif:
         Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
         Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
E.     Diagnosa Keperawatan
1.       Isolasi sosial: menarik diri
2.       Gangguan konsep diri : harga diri rendah
F.     Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus  :
1.       Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
a.       Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.      Perkenalkan diri dengan sopan
c.       Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d.      Jelaskan tujuan pertemuan
e.       Jujur dan menepati janji
f.       Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.      Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2.       Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1        Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2        Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
2.3        Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
2.4        Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3.       Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1          Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2          Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
a.       Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b.      Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c.       Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3          Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a.       beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b.      diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c.       beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4.       Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
4.1        Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2        Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
         K – P
         K – P – P lain
         K – P – P lain – K lain
         K – Kel/Klp/Masy
4.3        Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4        Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5        Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6        Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7        Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5.       Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
5.1      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
5.2      Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3      Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
6.       Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
6.1        Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
         Salam, perkenalan diri
         Jelaskan tujuan
         Buat kontrak
         Eksplorasi perasaan klien
6.2        Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
         Perilaku menarik diri
         Penyebab perilaku menarik diri
         Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
         Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3        Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6.4        Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
6.5        Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
Diagnosa 2 : harga diri rendah
Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
 Tujuan khusus :
  1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
    1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
    2. Perkenalkan diri dengan sopan
    3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
    4. Jelaskan tujuan pertemuan
    5. Jujur dan menepati janji
    6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
    7. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
  1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
2.1  Diskusikan kemampuan  dan aspek positif yang dimiliki klien
2.2  Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
2.3  Utamakan memberikan pujian yang realistik
  1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Tindakan:
3.1.      Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2.      Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
  1. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan:
4.1.      Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
         Kegiatan mandiri
         Kegiatan dengan bantuan sebagian
         Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.2.      Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3.      Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
  1. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
5.1.        Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah   direncanakan
5.2.        Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3.        Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
  1. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
6.1  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.2  Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
DAFTAR PUSTAKA
1.      Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
2.      Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.      Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
4.      Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5.      Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6.      Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar